HomeBeritaPKS Merasa Resah Masuk ke Dalam Politik Dinasti yang Merusak Demokrasi, Hilmi...

PKS Merasa Resah Masuk ke Dalam Politik Dinasti yang Merusak Demokrasi, Hilmi Firdausi Berpesan: PKS, Mari Kembali Bersatu dengan Umat

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus menuai banyak kekecewaan dari berbagai pihak.

Selama ini, PKS dikenal sebagai partai yang selalu menolak politik dinasti dengan konsisten. Namun, bergabungnya PKS dengan KIM Plus membuat banyak orang merasa bahwa komitmen partai tersebut telah dilanggar.

Pandangan ini disampaikan oleh salah satu dai terkenal di Indonesia, Ustaz Hilmi Firdausi.

Melalui akun @Hilmi28 di X, putra dari seorang kiai NU yang karismatik ini memberikan sorotan terhadap PKS. Berikut kutipan dari tulisannya:

“Assalamu’alaikum sahabat-sahabatku, para petinggi PKS, kader PKS, dan semua simpatisan PKS… Ijinkan saya, sebagai orang di luar Partai, memberikan nasihat sebagai bentuk cinta kepada PKS dan partai mana pun yang selalu berjuang bersama umat;

1. Mengapa PKS selalu dikritik, dibully, bahkan dihujat karena keputusan politiknya? Karena publik memiliki harapan besar terhadap PKS, untuk terus menjadi garda terdepan dalam menjaga demokrasi di negara ini agar tidak menjadi kacau seperti sekarang.

2. PKS memiliki rekam jejak yang sangat bersih di antara partai lainnya. Hal ini membuat publik, termasuk mereka yang bukan kader PKS, simpatik kepada partai ini. Apalagi, PKS selalu dikenal sebagai partai yang konsisten membela masalah-masalah keummatan.

3. Oleh karena itu, publik merasa sangat kecewa ketika kegiatan politik PKS belakangan ini jauh dari harapan, karena dianggap mengkhianati perjuangan umat dengan bergabung dalam mendukung politik dinasti, dan sebagainya.

4. Pilihan politik di Jakarta dan Sumatera Utara mungkin sulit diterima, tapi masih masuk akal. Namun, pilihan politik di Tangerang Selatan cukup mengejutkan dan di luar nalar publik yang mengenal PKS sebagai partai orang-orang cerdas dan berpendidikan.

5. Kontroversi seputar keputusan Mahkamah Konstitusi, RUU Pilkada, dan sebagainya beberapa hari terakhir, serta viralnya pesan darurat berwarna biru di semua platform, sama sekali tidak didengar dari PKS (yang biasanya paling kritis) karena mulai masuk dalam lingkaran kekuasaan.

6. Apapun alasannya, baik untuk kepentingan umat maupun dakwah, [dll], publik belum bisa menerima jika langkah-langkah politik yang diambil diluar norma-norma yang dikenal publik. PKS adalah partai yang tangguh, kritis, dan memiliki kader-kader militan yang setia. Sangat aneh jika kader PKS yang setia diam ketika ada sesuatu yang mengusik nurani dan akal sehat.

“Masih ada waktu, belum terlambat…. Dear PKS, kembalilah bersama ummat,” tutup Hilmi Firdausi dengan emoji hati berwarna merah, dikutip pada Jumat, 23 Agustus 2024. (sam/fajar)

Exit mobile version