Transparansi dalam Piala Presiden 2024 bukan hanya sekadar basa-basi. Ara menunjukkan hal ini dengan membuka pemasukan, pengeluaran, daftar sponsor, dan match fee turnamen.
Dari awal, Ara sudah menyatakan bahwa Piala Presiden 2024 telah mendapatkan pendapatan sebesar Rp48 miliar, yang kemudian meningkat menjadi Rp68 miliar, dan akhirnya mencapai Rp79 miliar.
Ara juga secara terbuka mengungkapkan nilai sponsor dari para pendukung Piala Presiden 2024, dengan tertinggi dari Elang Mahkota Teknologi (Emtek) Group sebesar Rp18 miliar. Selain itu, Astra, Barito Pacific, Sinar Mas, Adaro Group, dan Agung Sedayu Group masing-masing menyumbangkan Rp10 miliar.
Match fee untuk setiap peserta juga diungkapkan oleh Ara. Pemenang berhak atas Rp350 juta, imbang Rp250 juta, dan kalah Rp150 juta. Berdasarkan perhitungan dari Bola.com, Arema FC sebagai juara Piala Presiden 2024 memperoleh match fee paling tinggi senilai Rp1,650 miliar.
Dalam tengah turnamen, Ara meminta maaf karena menaikkan hadiah untuk juara, runner-up, peringkat ketiga, dan posisi keempat masing-masing sebesar Rp250 juta. Juara memperoleh Rp5,25 miliar, runner-up Rp2,75 miliar, peringkat ketiga Rp1,75 miliar, dan posisi keempat Rp1,25 miliar.
Ara juga menambahkan, “Kami membuat turnamen tanpa uang dari negara atau BUMN. Semuanya dari swasta. Saya rasa ini merupakan jumlah terbesar selama Indonesia merdeka. Untuk turnamen selama 17 hari, terdapat sponsor sebesar Rp79 miliar.”
“Bayangkan, kompetisi yang berlangsung selama sembilan bulan, juara hanya mendapatkan Rp2,5 miliar. Namun, Piala Presiden 2024 selama 17 hari, juara akan mendapat Rp5,250 miliar. Ini menunjukkan kepercayaan yang luar biasa dari sponsor dan ekosistem yang luar biasa. Hal ini juga diaudit oleh auditor internasional PwC, sehingga kita dapat menyatakan dengan jika telah diuji dan transparan,” jelas Ara.
