HomeWisataPemugaran Candi Koto Mahligai Mendekati Selesai, Komitmen dalam Melestarikan Alam Dipertahankan

Pemugaran Candi Koto Mahligai Mendekati Selesai, Komitmen dalam Melestarikan Alam Dipertahankan

Rabu, 31 Juli 2024 – 08:09 WIB

Jambi, VIVA – Proses restorasi di Candi Koto Mahligai yang terletak di situs Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi diharapkan selesai pada bulan September 2024.

Baca Juga :

Bahlil Sebut RI Bisa Pasok Komponen Baterai EV Buat Tesla di 2025, Ini Bocorannya

Progres restorasi Candi yang dimulai sejak Maret 2024 telah mencapai 79 persen. Ayo lanjutkan membaca artikel selengkapnya di bawah ini.

“Restorasi, kita berdasarkan volume per hari mencapai 79 persen, dan akan selesai di bulan September,” ungkap Koordinator Restorasi Candi Koto Mahligai, Kurnia Prastowo Adi ketika diwawancara oleh awak media di lokasi, Selasa 30 Juli 2024.

Baca Juga :

Konservasi Terumbu Karang, Bumi Resources Perkenalkan Teknologi Boya Pintar

Berdasarkan pengamatan VIVA, rekonstruksi beberapa struktur utama di Candi Koto Mahligai seperti candi utama, mandapa (tempat ritual), dan pagar luar telah memasuki tahap akhir.  

Hal menarik dalam proses restorasi candi Koto Mahligai adalah pemeliharaan struktur kompleks candi yang tetap dipertahankan.

Baca Juga :

Segera Hadir SPKLU Terbesar di Indonesia

Salah satunya adalah mempertahankan ekosistem alam, di mana ada sejumlah pohon yang dibiarkan tumbuh menutupi sebagian candi.

“Jadi sifat ekosistem candi Koto Mahligai ini sebagian artinya kita akan merestorasi bagian-bagian yang dapat dipertahankan dan memiliki nilai penting. Namun, ketika ada pohon, kita dapat menggabungkannya apakah dapat berdampingan atau salah satunya contoh dari pohon besar ini tidak kita restorasi,” kata dia.

Dia menambahkan, “kombinasikan antara keberlanjutan cagar budaya dengan keberlanjutan ekosistemnya. Jika pohon terlalu rapat, kita dapat merestorasi di situ termasuk di pagar dan juga di atas struktur, dan dapat dipertahankan sehingga kita mengkombinasikannya,” sambungnya.

Selain itu, yang juga menarik dalam proses restorasi Candi Koto Mahligai ini adalah penggunaan batu asli dari reruntuhan temuan saat ekskavasi tahun 2022 lalu. Batu-batu tersebut kemudian dikelompokkan dan digunakan berdasarkan data yang ada.

“Kami menggunakan reruntuhan untuk merekonstruksi, jadi kami tidak membeli batu bata baru. Kami benar-benar menggunakan batu yang ada. Kami memperbaiki dan mengembalikannya. Data tersebut berasal dari reruntuhan, dan pada saat itu kami menentukan batu-batu dari mana. Misalnya, batu dari pagar akan kembali ke pagar. Jadi tidak dipakai di tempat lain,” lanjutnya.

Halaman Selanjutnya

Dia menambahkan, “kombinasikan antara keberlanjutan cagar budayanya dengan keberlanjutan ekosistemnya. Jika pohon terlalu rapat, kita dapat merestorasi di situ termasuk di pagar dan juga di atas struktur, dan dapat dipertahankan sehingga kita mengkombinasikannya,” sambungnya.

Source link

Exit mobile version