HomePolitikKRI Diponegoro melakukan uji kesiapan persenjataan kapal di Laut Mediterania

KRI Diponegoro melakukan uji kesiapan persenjataan kapal di Laut Mediterania

Jakarta (ANTARA) – KRI Diponegoro-365 melakukan latihan menembak di Laut Mediterania, untuk menguji kesiapan persenjataan kapal selama beroperasi menjaga perairan Lebanon bersama Satuan Tugas Maritim Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (MTF UNIFIL).

Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal) melalui siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa latihan menembak tersebut terbagi menjadi empat sesi yang semuanya difokuskan ke Zona Barbara, Laut Mediterania, Lebanon.

Komandan KRI Diponegoro-365, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu, dalam siaran resminya juga menjelaskan bahwa latihan menembak sejumlah senjata tersebut bertujuan antara lain untuk menguji fungsi sistem sensor weapon and command (sewaco) kapal.

“Latihan tersebut juga untuk mempertahankan profesionalisme serta naluri tempur prajurit pengawak dalam menghadapi perkembangan situasi yang sangat kompleks dan dinamis terutama di daerah misi perairan Lebanon,” kata Wirastyo, yang juga bertugas sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) MTF TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-O UNIFIL.

Dalam latihan yang dilakukan pada Selasa (21/5), pengawak senjata KRI Diponegoro menembakkan kanon reaksi cepat Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) 76 mm menggunakan dua metode, yaitu secara terpusat melalui sistem Pusat Informasi Tempur (PIT) dan melalui perangkat Target Designated Sight (TDS).

Kanon reaksi cepat OSRG biasanya dikendalikan secara terpusat dari PIT, tetapi TDS menjadi penting untuk mengoperasikan penembakan meriam jika sistem terkena gangguan, atau kapal harus mematikan sistem radarnya (radar silence). Dalam TDS, seorang pengawak juga dapat berperan sebagai penembak yang membimbing sasaran menggunakan teropong binokuler.

Selain itu, pengawak KRI Diponegoro juga melatih menembak menggunakan Mitraliur Vector G20 20 mm dari sisi kanan dan kiri, dan melakukan penembakan menggunakan Soft Kill Weapon System (SKWS) Terma Decoy baik dari ruang PIT maupun secara manual (CU anjungan) yang disimulasikan untuk menghadapi ancaman rudal yang datang. SKWS Terma Decoy merupakan salah satu sistem perlindungan kapal terhadap rudal anti-kapal yang ada di KRI Diponegoro.

Terakhir, pengawak KRI Diponegoro juga melatih menembak menggunakan Sniper Tipe AX 7,62 mm dalam simulasi menghadapi ancaman asimetris di laut.

KRI Diponegoro bersama MTF UNIFIL bertugas di perairan Lebanon sejak awal tahun 2024. Kapal perang TNI AL tersebut berlayar dari Jakarta ke Lebanon sejak akhir tahun 2023 menggantikan KRI Frans Kaisiepo-368 yang sebelumnya bertugas bersama Satgas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII-N UNIFIL.

Satgas MTF di Lebanon bertugas memelihara perdamaian di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel bersama satuan tugas UNIFIL lainnya, termasuk Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.

Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sementara Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.

Beberapa tugas yang dilakukan oleh prajurit Satgas MTF UNIFIL termasuk berpatroli di perairan, mengamankan perbatasan, mencegah masuknya senjata secara ilegal, dan memberikan pelatihan kepada prajurit Angkatan Laut Lebanon.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024

Source link

Exit mobile version