HomeWisataMalaysia Semakin Populer Sebagai Destinasi Wisata di ASEAN, Peringkat Indonesia Mengejutkan

Malaysia Semakin Populer Sebagai Destinasi Wisata di ASEAN, Peringkat Indonesia Mengejutkan

Selasa, 27 Februari 2024 – 04:17 WIB

Jakarta – Malaysia telah kembali menduduki posisi sebagai destinasi wisata paling diminati di Asia Tenggara pada tahun 2023, menarik perhatian banyak pihak.

Berdasarkan data yang dikutip dari situs VNExpress, Kementerian Pariwisata Malaysia mencatat hampir 29 juta kedatangan turis selama satu tahun terakhir. Keberhasilan ini membuat Malaysia menjadi tuan rumah terpopuler di ASEAN, menggeser Thailand yang sebelumnya menduduki posisi tersebut sebelum pandemi COVID-19.

Sementara itu, Thailand menempati peringkat kedua dengan jumlah wisatawan asing mencapai 28 juta orang, diikuti oleh Singapura dengan 13,6 juta kedatangan turis.

Selanjutnya, Vietnam menempati urutan keempat dengan jumlah kedatangan sebanyak 12,6 juta, sementara Indonesia berada di posisi kelima dengan catatan kedatangan sebanyak 11 juta wisatawan asing.

Filipina dan Kamboja masing-masing memiliki jumlah wisatawan mancanegara sekitar 5,4 juta pada tahun 2023.

Prestasi yang diraih Malaysia ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, dari tahun 2009 hingga 2013, Malaysia juga telah menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Asia Tenggara. Meskipun pada tahun 2024, Malaysia sempat tergeser oleh Thailand, namun kembali berhasil menduduki peringkat teratas. Namun, sejak tahun 2015, Thailand telah kembali mendominasi posisi tersebut.

Negara-negara di kawasan ASEAN semakin aktif dalam upaya menarik wisatawan asing dengan menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih fleksibel sejak akhir tahun lalu. Sebagai contoh, Malaysia telah memberlakukan kebijakan bebas visa selama 30 hari bagi wisatawan dari Tiongkok dan India mulai 1 Desember.

Langkah serupa juga diambil oleh Thailand, sementara Vietnam memberikan visa turis selama tiga bulan kepada warga negara dari berbagai negara dan wilayah.

Lebih lanjut, Vietnam juga memperpanjang durasi tinggal menjadi 45 hari bagi warga negara dari 13 negara yang dibebaskan secara sepihak dari visa.

Melihat persaingan yang ketat di tingkat regional, Perdana Menteri Pham Minh Chinh baru-baru ini memerintahkan kementerian-kementeriannya untuk mempertimbangkan kemungkinan memperluas pengecualian visa bagi warga negara dari negara-negara tertentu sesuai dengan kerja sama bilateral yang ada.

Source link

Exit mobile version