Toyota Kijang Super pertama kali diperkenalkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) pada tahun 1986, sebagai generasi ketiga dari Toyota Kijang. Sebelumnya, Toyota telah memproduksi Kijang generasi pertama yang dikenal sebagai Kijang Buaya pada tahun 1975. Setelah Kijang Buaya, muncul istilah Kijang Doyok sebagai generasi kedua dari Toyota Kijang. Berbeda dengan Kijang Super, Kijang Buaya dan Kijang Doyok lebih dikenal sebagai varian pickup daripada minibus.
Kijang Super menjadi minibus andalan keluarga Indonesia selama hampir satu dekade. Meskipun dikenal di Indonesia, Kijang Super juga dikenal di negara lain dengan nama yang berbeda, seperti Toyota Tamarraw FX di Filipina, Toyota Qualis di India, Toyota Zece di Taiwan, dan Toyota Venture di Afrika Selatan. Kijang Super hadir dalam dua model, yaitu sasis panjang dan sasis pendek.
Enam tahun setelah peluncuran pertamanya, Toyota melakukan sedikit pembaruan pada Kijang Super pada tahun 1992. Pembaruan tersebut meliputi lampu baru, grill baru, dashboard yang lebih modern, perbaikan karburator, dan penambahan sistem power steering. Harga bekas Toyota Kijang Super berkisar antara Rp20 jutaan hingga Rp50 jutaan, tergantung pada kondisi unit, tahun pembuatan, dan varian.
Toyota Kijang Super dikenal memiliki mesin yang bandel dan kuat, dengan transmisi manual 5-percepatan yang membuatnya mampu melaju hingga 140 km/jam. Interior Kijang Super lapang, mampu memuat hingga 9 penumpang, dan dilengkapi dengan double blower untuk pendinginan udara. Suku cadang untuk Kijang Super masih mudah ditemukan dan terjangkau harganya.
Kijang Super menggunakan sasis kuat yang dapat menopang beban berat, serta suspensi yang nyaman meskipun cukup jadul. Sistem pengereman Kijang Super sudah modern dengan rem cakram di roda depan. Meskipun memiliki kelebihan tersebut, Kijang Super juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum membelinya.
