HomeOtomotifRenault Duster Bekas Dijual dengan Harga di Bawah Rp100 Juta, Perhatikan Kelebihan...

Renault Duster Bekas Dijual dengan Harga di Bawah Rp100 Juta, Perhatikan Kelebihan dan Kekurangannya Sebelum Membeli

Renault Duster bekas memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum membelinya, terutama karena harga kondisi bekasnya di bawah Rp100 juta. Diluncurkan pertama kali di Indonesia pada tahun 2013, Duster diimpor langsung dari India. Mobil ini adalah hasil kerja sama antara Dacia dengan Renault, sehingga tak heran jika di beberapa negara mobil ini dikenal dengan nama Dacia Duster.

Renault Duster memiliki kapasitas untuk menampung 5 orang dan cocok digunakan di kota besar maupun daerah dengan kontur jalan menanjak dan menurun. Renault Duster memiliki beberapa kelebihan, seperti ground clearance setinggi 210 mm dan kemampuan melewati genangan air setinggi 400 mm. Mobil ini dilengkapi dengan sistem hiburan double din, layar sentuh, dan fitur navigasi. Interior mobil ini juga menawarkan kenyamanan berkendara dengan jok yang nyaman dan berbagai fitur modern seperti cruise control.

Dari segi performa, Renault Duster dilengkapi dengan mesin diesel 1.461 cc 4-silinder dengan turbocharger, yang mampu menghasilkan tenaga maksimal. Mobil ini juga irit dalam penggunaan bahan bakar, dengan konsumsi BBM mencapai 19,64 km/liter untuk varian 4×2 dan 19,72 km/liter untuk varian 4×4.

Namun, Renault Duster bekas juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah desain mobil yang kurang diminati oleh masyarakat Indonesia, karena terlihat kaku dan kurang proporsional. Selain itu, Renault Duster hanya tersedia dengan transmisi manual, yang bisa terasa keras saat pedal kopling diinjak. Jaringan bengkel resmi Renault juga terbatas di Indonesia, dan spare partnya sulit untuk didapatkan.

Secara keseluruhan, Renault Duster bekas memiliki kelebihan seperti bantingan empuk, fitur lengkap, dan mesin diesel yang irit. Namun, ada juga kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli, seperti desain yang kurang diminati, transmisi manual, pijakan kopling keras, serta keterbatasan bengkel resmi dan sulitnya mendapatkan spare part.

Source link

Exit mobile version