Rabu, 11 September 2024 – 08:52 WIB
Jakarta, VIVA – Siapa yang tidak mengenal kudapan khas Indonesia yang berwarna hijau, bertaburan parutan kelapa muda berisi gula merah? Ya, kue tradisional khas Indonesia ini dikenal dengan nama Klepon.
Baca Juga:
Profil dan Perjalanan Jenderal Dudung Abdurachman dari Jualan Klepon hingga Jabat KSAD
Rasanya gurih di luar dan manis di dalam, membuat Klepon menjadi kudapan yang hingga saat ini masih diminati oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah di balik popularitas Klepon? Yuk, simak Sejarah Klepon berikut ini!
Sejarah Klepon
Baca Juga:
Cara Membuat Klepon Ketan, Lezatnya Manis Gula Aren dalam Gigitan
Dikutip dari Buku “Main Rasa Bersama Sasa,” jajanan tradisional Klepon sudah dikenal sejak puluhan tahun yang lalu. J.M Meulenhoff, dalam bukunya Indisch Leven in Nederland, mencatat bahwa Klepon telah ada sejak tahun 1950-an.
Yang mengejutkan, kue tradisional ini pertama kali diperkenalkan di Belanda oleh seorang imigran Indonesia asal Pasuruan, Jawa Timur. Lalu mengapa bentuknya bulat?
Baca Juga:
Sejarah Kue Cucur dan Cara Membuatnya
Klepon dahulu tersedia di toko dan restoran Indonesia-Belanda. Asal usul namanya sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti “Indung Telur Hewan.”
Orang-orang Jawa umumnya menyajikan Klepon bersama kue tradisional lainnya seperti Getuk dan Cendil. Selain disajikan sebagai hidangan sarapan, Klepon dengan isi manisnya juga sering dihidangkan dalam acara pertemuan kampung.
Selain terkenal di pulau Jawa, Klepon juga dikenal di Sulawesi dan Kalimantan dengan sebutan Onde-onde. Hal ini sering membuat orang Jawa bingung karena Onde-onde umumnya terbuat dari tepung beras dan berisi kacang hijau.
Dalam buku “Belajar dari Makanan Tradisional Jawa,” Klepon bukan hanya sekadar kue, tetapi juga mengandung nilai-nilai kebaikan dan merupakan lambang kesederhanaan yang dapat dipelajari oleh semua orang.
Klepon masih sering disajikan dalam beberapa upacara adat di Tanah Air, seperti di Kota Bandung, Klepon digunakan dalam acara khitanan, pernikahan, sedekah, dan syukuran seperti pindah rumah.
Halaman Selanjutnya
Orang-orang Jawa umumnya menyajikan Klepon bersama kue tradisional lainnya seperti Getuk dan Cendil. Selain disajikan sebagai hidangan sarapan, Klepon dengan isi manisnya juga sering dihidangkan dalam acara pertemuan kampung.