Sukses ini merupakan hasil dari keputusan Rudy untuk meninggalkan Situbondo dan pergi ke Surabaya pada tahun 1975. Padahal di kampung halamannya, ia sudah bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik gula.
“Saya terinspirasi untuk mengembangkan kemampuan dan mencari tantangan baru setelah mendengar pertandingan antara Persebaya vs Ajax di radio. Saat itu, saya bermimpi untuk menjadi bagian dari Persebaya,” ujar Rudy Keltjes.
Sebelumnya, nama Rudy Keltjes sudah mulai dikenal di Jawa Timur ketika berhasil membawa Situbondo Junior mencapai final Piala Soeratin 1972 sebelum akhirnya kalah oleh Persija Jakarta di Stadion Menteng.
Setelah pertandingan final tersebut, beberapa klub elit mendekatinya, seperti Warna Agung, Jayakarta, dan Angkasa.
“Tapi saya memilih untuk kembali ke Situbondo.” Setibanya di Surabaya, Rudy bergabung dengan Suryanaga, klub internal Persebaya. Tak lama kemudian, ia menjadi bagian dari tim Komda Jatim yang diuji coba melawan klub-klub dari luar negeri seperti Grasshopper (Swiss) dan kemudian bermain untuk Persebaya dalam kompetisi Perserikatan 1997 yang ditangani oleh J.H. Hattu dan dua asisten, M. Basri dan Mudayat.