HomeOlahragaKontroversi Persibo dalam Sepakbola Indonesia: Anak Asuh Exco PSSI di Liga 3...

Kontroversi Persibo dalam Sepakbola Indonesia: Anak Asuh Exco PSSI di Liga 3 yang Terkena Isu Suap di Piala AFC 2013

Namun, pada tahun 2013 Persibo mendapati dirinya berada di titik terendah yang mengakibatkan keruntuhan tim ini.

Pada Piala AFC, Persibo yang dilatih oleh Gusnul Yakin, pelatih yang memenangkan gelar juara Divisi I pada tahun 2007, tidak pernah meraih kemenangan dan selalu menjadi bulan-bulanan tim lain.

Bahkan Persibo sempat dicurigai bekerja sama dengan bandar judi karena serangkaian kekalahan yang telak. Gusnul Yakin sendiri mengalami kekalahan memalukan saat Persibo dikalahkan oleh Sunray Cave Sun Hei dengan skor 8-0 dalam pertandingan AFC Cup 2013 di Stadion Mong Kok, Hong Kong.

Komisi Disiplin PSSI yang dipimpin oleh Hinca Panjaitan pada saat itu memberikan hukuman yang sangat berat kepada beberapa elemen tim Persibo. Pelatih kepala Gusnul Yakin, asisten pelatih Bambang Pramuji, media officer Iman Nurcahyo, dan manajer Nur Yahya dijatuhi hukuman seumur hidup dan dilarang terlibat dalam sepak bola Indonesia.

Manajemen Persibo mengungkapkan bahwa sebelum babak kualifikasi AFC Cup, tim Persibo sudah mengalami masalah keuangan. Akibatnya, gaji pemain terlambat dibayarkan dan kontrak pemain tidak jelas. Hal ini menyebabkan pemain Persibo memutuskan untuk mogok bertanding.

Selain itu, uang jatah match fee untuk Persibo ditahan oleh PSSI yang seharusnya digunakan untuk membayar gaji pemain. Karena alasan tersebut, klub tersebut memutuskan untuk tidak berangkat ke Hong Kong, dan pemain sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing.

Dua hari sebelum pertandingan, manajer tim Nur Yahya menerima telepon dari petinggi PSSI yang memerintahkan Persibo untuk berangkat. Mereka diajak untuk berangkat dengan bantuan pendanaan dari PSSI.

Manajemen Persibo merasa bingung karena harus mengumpulkan kembali para pemain yang sudah pulang dalam waktu satu hari. Ketika dihubungi, para pemain menuntut agar manajemen membayar gaji mereka yang tertunda terlebih dahulu atau memberikan uang saku di depan.

Akhirnya, manajemen hanya berhasil mengumpulkan 11 pemain yang bersedia untuk berkomitmen. Tim Persibo pun berangkat hanya satu hari sebelum pertandingan. Tiba di Hong Kong, para pemain disambut dengan udara dingin yang tidak mereka prediksi sebelumnya.

Setelah pertandingan melawan Sunray Cave Sun Hei, surat kabar South China Morning Post edisi Rabu, 10 April 2013 menulis: ‘Disgrace’ as Persibo force referee to stop match. Persibo dianggap ‘memaksa’ wasit untuk menghentikan pertandingan karena saat menit ke-65, hanya ada enam pemain yang tersisa di lapangan.

Persibo pergi ke Hong Kong hanya dengan membawa 12 pemain. Mereka hanya memiliki satu pemain cadangan. Persibo memang sedang mengalami krisis pemain.

Selain masalah keuangan, tiga pemain terkena akumulasi kartu dan tiga pemain lainnya tidak bisa berangkat karena masalah visa. Laskar Angling Darma seperti kehilangan semangat dan kecerdasan bermain. Satu per satu pemain terjatuh hingga hanya menyisakan enam pemain di lapangan. Wasit pun menghentikan pertandingan. Wasit Chaiya Mahapab menghentikan pertandingan karena minimal harus ada tujuh pemain di lapangan. Tim Sunray pun terkejut. “Tidak ada yang percaya bahwa mereka cedera.”

Pelatih Sun Hei, Chiu Cung Man, mengaku kecewa karena pertandingan melawan Persibo tidak selesai. Baginya, pertandingan melawan Persibo direncanakan untuk mengumpulkan poin agar bisa lolos dari babak grup.

“Kami bermain bagus dan mencetak banyak gol. Kami tidak berharap situasi seperti itu dari Persibo. Mereka tidak menunjukkan semangat sportivitas,” ujar Chiu Cung Man seperti dikutip dari laman AFC.

Source link

Exit mobile version