HomeWisataPengalaman Mendaki Gunung dengan Kebersihan yang Terjaga di Indonesia

Pengalaman Mendaki Gunung dengan Kebersihan yang Terjaga di Indonesia

WONOSOBO – Traveling tidak hanya seputar kuliner atau menikmati pemandangan kota. Mendaki gunung kini juga menjadi salah satu cara penyembuhan yang tak kalah populer. Meskipun lelah dari pendakian hingga ribuan Mdpl, tetapi keringatmu akan terbayar saat melihat keindahan pemandangan di puncak.

Baca Juga :

Keren! Mbah Wahyuni, Pendaki Berusia 71 Tahun yang Sudah Taklukkan Banyak Gunung di Indonesia

Dengan bisa menghirup udara segar sambil menikmati pemandangan indah, juga lautan awan yang terlihat jelas di depan mata, nikmat Tuhan mana lagi yang bisa dipertanyakan? Ayo, gulir untuk mengetahui keseruan mendaki gunung.

Namun, tentu saja untuk dapat menghirup udara segar sambil menikmati keindahan alam pegunungan, kebersihan menjadi salah satu faktor terpenting. Dan paket lengkap itu bisa didapat jika kamu mendaki Gunung Kembang via Blembem, di Wonosobo, Jawa Tengah. 

Baca Juga :

Pemkot Tangsel Tiap Hari Berjibaku Atasi 1000 Ton Sampah, Benyamin: Persoalan yang Serius

Ilustrasi pendaki gunung.

Dengan julukan sebagai gunung terbersih di Indonesia, kamu akan merasa nyaman saat mendaki gunung dengan ketinggian 2340 Mdpl ini. Namun, ingat, jangan meninggalkan sampah di gunung!

VIVA sendiri berkesempatan untuk menjajal langsung gunung yang berdekatan dengan Prau, Sindoro dan Sumbing ini. Bersama 100 peserta WAC lainnya, kami menelusuri pos demi pos dengan nyaman, tanpa meninggalkan satu pun sampah.

Meskipun jalur Gunung Kembang via Blembem ini tidak mudah untuk didaki karena terus menanjak, namun kelelahan itu akan terbayar saat mencapai puncak. Hal tersebut karena latar belakang Gunung Kembang sendiri adalah Gunung Sindoro dan Sumbing yang begitu indah dipandang.

Iwan Santoso, pengelola basecamp Gunung Kembang via Blembem menjelaskan, Kembang memiliki julukan sebagai gunung terbersih di Indonesia, karena menerapkan sistem preventif dengan pendekatan personal. Mengurangi sekecil mungkin sampah para pendaki yang dibawa naik, dan memastikan tidak ada sekecil pun sampah yang ditinggalkan di atas gunung.

Yang unik dan cukup menantang adalah, ketika pendaki membawa kemasan makanan atau minuman sachet, sobekan plastiknya bahkan akan diperiksa di basecamp saat turun. Jika ada sobekan kecil yang tertinggal, pendaki akan dikenai denda.

“Apa yang dilakukan oleh pengelola basecamp Gunung Kembang via Blembem adalah menyampaikan pesan tentang menjaga gunung dari sampah. Menerapkan aturan yang disiplin untuk mengurangi membawa logistik atau perbekalan yang bisa menimbulkan sampah di gunung, dan memindahkan perbekalan tersebut ke dalam wadah plastik yang bisa digunakan berkali-kali,” ujar Iwan.

Pendaki menelusuri jalur Gunung Kembang via Blembem di Wonosobo, Jawa Tengah.

Keyakinan awal untuk menjadikan Gunung Kembang via Blembem zero waste ini berawal dari kekhawatiran Iwan karena hampir semua gunung di Indonesia sudah rusak dan kotor. Sejak itu, dia dan pengelola lainnya bertekad untuk memberikan contoh bagi gunung lain.

“Karena kalau tidak ada yang berani memberikan contoh, tidak akan bisa terealisasi. Gunung di Indonesia akan semakin kacau,” tuturnya.

“Jadi, kita harus berani ambil keputusan untuk Gunung Kembang kita bikin basecamp percontohan, kita edukasi teman-teman. Walaupun risiko kerusakannya pasti ada, tapi kita berusaha untuk meminimalisir kerusakan,” tambahnya.

Menurut Iwan, salah satu cara untuk meminimalisir kerusakan alam adalah dengan menerapkan aturan gunung itu harus bersih. Saat gunung bersih, pendaki yang ingin berkemah pun akan merasa lebih nyaman.

“Gunung lain lebih cepat rusak karena lingkungannya kotor, jadi orang enggan mendirikan tenda. Mereka akan mencari tempat baru. Di situlah mereka tinggalkan sampah, dan ketika orang datang besok tidak mau di situ, mereka akan mencari lahan baru lagi. Hal ini sebenarnya menjadi salah satu faktor kerusakan alam di gunung,” pungkasnya.

“Penanganannya sebenarnya mudah, cukup menjadikannya bersih saja. Sangat bermanfaat untuk mengurangi risiko walau kerusakan tetap ada. Namun, seharusnya kerusakan yang terjadi dalam 10 tahun bisa bertahan hingga 20-30 tahun. Ini adalah salah satu upaya pencegahan sejak awal,” tambah Iwan Santoso.

Berkat komitmen para pengelola Gunung Kembang via Blembem dalam menjaga kebersihan, mereka mendapat penghargaan Padmamitra Award karena dianggap sebagai pengelola yang peduli lingkungan. Tim juri bahkan mendaki Gunung Kembang hingga puncak untuk langsung melihat betapa bersihnya gunung ini.

Halaman Selanjutnya

Iwan Santoso, pengelola basecamp Gunung Kembang via Blembem menjelaskan, Kembang memiliki julukan sebagai gunung terbersih di Indonesia, karena menerapkan sistem preventif dengan pendekatan personal. Mengurangi sekecil mungkin sampah para pendaki yang dibawa naik, dan memastikan tidak ada sekecil pun sampah yang ditinggalkan di atas gunung.

Source link

Exit mobile version