Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Ditjen Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri berkomitmen untuk mengelola arsip dengan baik sebagai elemen fundamental yang menentukan eksistensi bangsa. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Umum pada Sekretariat Ditjen Bina Adwil Kemendagri, Rizza Kamajaya, dalam Rapat Penyelenggaraan Pengelolaan Persuratan dan Arsip di Jakarta, pada hari Selasa.
“Kita harus terus berkomitmen untuk mengelola arsip dengan baik karena arsip merupakan elemen fundamental yang menentukan eksistensi bangsa dan negara,” kata Rizza dalam keterangannya di Jakarta, pada Selasa malam.
Dia menyatakan bahwa Ditjen Bina Adwil telah bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk mengintegrasikan seluruh tata kelola naskah dinas melalui aplikasi SRIKANDI. Rizza berharap transformasi digital ini dapat terus berjalan dengan baik untuk memaksimalkan pengelolaan arsip dan memberikan manfaat yang signifikan bagi publik.
“Dengan adanya pembahasan strategis ini, diharapkan pengelolaan arsip di lingkungan Ditjen Bina Adwil akan semakin baik dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien, serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya percepatan reformasi birokrasi,” ujarnya.
Penyuluh Kearsipan pada Bagian Persuratan dan Arsip Biro Umum Sekretariat Jenderal Kemendagri, Eka Maylinda, menekankan pentingnya pengawasan internal terhadap kearsipan.
“Kunci sukses pengawasan kearsipan adalah memastikan adanya evaluasi berkelanjutan. Tata kelola pemerintahan yang baik sangat bergantung pada tata kelola kearsipan yang efektif,” tambah Eka.
Nilai pengawasan kearsipan Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2023 mencapai 90,04, meningkat pesat dari tahun sebelumnya yang adalah 74,12. Sedangkan nilai pengawasan kearsipan internal Ditjen Bina Adwil juga mengalami peningkatan signifikan, dengan nilai 81 pada tahun 2023, naik dari 57 pada tahun sebelumnya.
Dengan penguatan tata kelola kearsipan, Ditjen Bina Adwil optimis dapat mencapai nilai yang lebih tinggi pada tahun 2024.
Ketua Tim Pembinaan Kearsipan Tematik ANRI, Diantyo Nugroho, menyoroti pentingnya penciptaan arsip yang baik dan benar.
“Penciptaan arsip yang baik dan benar memastikan rekaman kegiatan dan peristiwa tetap autentik, utuh, dan terpercaya,” ujar Diantyo.
Arsiparis Ahli Muda ANRI, Rudy Arnanjaya, menjelaskan berbagai manfaat dari penerapan aplikasi SRIKANDI. Menurut dia, penerapan aplikasi SRIKANDI tidak hanya dapat menghemat biaya untuk ATK dan jasa ekspedisi, tetapi juga membuat pengelolaan arsip menjadi lebih efisien dan terjamin.
“Dampak positif terhadap lingkungan juga sangat signifikan, dengan menyelamatkan sekitar 8.775 pohon selama tiga tahun jika arsip tidak dibuat dalam bentuk kertas,” jelas Rudy.
Para arsiparis diharapkan dalam rapat tersebut dapat menerapkan pengelolaan arsip dinamis secara teknis melalui praktek aplikasi pemberkasan SRIKANDI V3. Pelatihan ini mencakup proses penciptaan arsip, alur surat masuk dan keluar, pemberkasan mandiri untuk arsip yang tidak tercipta di aplikasi SRIKANDI, serta pemahaman terhadap perubahan terbaru pada aplikasi SRIKANDI versi 3.