FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Dugaan penggelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus menjadi sorotan. Kenaikan suaranya dinilai tidak wajar dalam rentang waktu yang singkat.
Hal itu ditanggapi oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum. Mantan Bendahara Umum tersebut menyampaikan pendapatnya melalui akun media sosialnya.
“Kenapa ramai sekali tentang geser atau tukar suara ini,” ungkapnya seperti yang dikutip dari unggahannya di media sosial pada hari Senin (4/3/2024).
Anas mengungkapkan bahwa jika dugaan tersebut benar, hal itu bisa merusak integritas.
“Jika benar, jelas ini akan merusak integritas pemilu yang demokratis,” ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika benar ingin mengalihkan suara partai tersebut. Cara-cara tersebut harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Lebih baik dipikirkan cara yang sah dan halal untuk menggeser suara, yaitu melalui mekanisme perjanjian penggabungan suara atau ‘stembusaccord’,” katanya.
“Hal ini sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam aturan main dalam Undang-Undang Pemilu,” tambahnya.
Menurutnya, hal tersebut pernah berlaku dalam pemilu di Indonesia dan tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan kembali.
“Ini merupakan aturan yang pernah berlaku dalam pemilu kita. Jika diperlukan kembali, mengapa tidak?” tambahnya.
Diketahui, pada tanggal 4 Maret 2024, suara PSI secara total mencapai 3,13 persen, atau sebanyak 2.402.228 suara.
Sementara pada tanggal 29 Februari 2024, suara PSI hanya mencapai 2.201.952 suara atau 2,89 persen. (Arya/Fajar)
