Sunday, October 27, 2024
HomeprabowoPahlawan Nasional Sultan Hasanuddin - prabowo2024.net

Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin – prabowo2024.net

Kadang-kadang, seiring berjalannya waktu, kita cenderung melupakan kisah-kisah para pendahulu kita. Terkadang kita juga lupa dengan sejarah kita sendiri, meragukan jati diri kita sendiri.

Dari wilayah Timur Indonesia, kita mengenal nama Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada tahun 1631 dan merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid. Belanda bahkan memberinya julukan De Haantjes van Het Osten yang berarti Ayam Jantan dari Timur atas keberaniannya.

Sejak masa kecil, jiwa kepemimpinan Sultan Hasanuddin sudah terlihat. Dia cerdas dan pandai berdagang sehingga memiliki jaringan dagang yang luas. Ayahnya juga sering mengajaknya ke pertemuan penting dengan harapan agar dia bisa belajar diplomasi dan strategi perang. Dia bahkan beberapa kali dipercaya menjadi delegasi untuk mengirim pesan ke berbagai kerajaan.

Pada usia 21 tahun, Hasanuddin diamanatkan untuk urusan pertahanan di Gowa. Setelah menjadi Raja, Sultan Hasanuddin membuat Belanda atau VOC kesulitan dengan gagasannya yang menolak monopoli perdagangan.

Selama masa kepemimpinannya, Sultan Hasanuddin berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk menguasai Kerajaan Islam Gowa. Bahkan, dia berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil untuk bersatu melawan penjajah. Sultan Hasanuddin sangat memperhatikan prinsip dari leluhurnya bahwa hasil bumi dan lautan harus digunakan untuk mensejahterakan rakyat.

Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Gowa memiliki peran besar dalam aktivitas perdagangan di Nusantara bagian Timur. Kehidupan ekonomi Gowa saat itu bergantung pada sistem kelautan. Kesultanan ini bukan hanya menjadi pusat perdagangan Nusantara, tetapi juga masyarakat internasional seperti Portugis, Inggris, dan Denmark.

Belanda tertarik untuk merebut kekuasaan kerajaan Islam ini, yang kemudian menyebabkan perseteruan dengan Sultan Hasanuddin beserta pasukannya. Perseteruan ini kemudian mengarah pada peperangan di Sulawesi Selatan, yang akhirnya berakhir dengan perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Namun, perjanjian ini merugikan pihak Sultan Hasanuddin dan rakyatnya.

Isi perjanjian tersebut antara lain memaksa Gowa-Tallo menerima monopoli perdagangan di Timur oleh VOC, memerintahkan seluruh bangsa Barat untuk pergi dari Gowa kecuali Belanda, dan mewajibkan Gowa membayar denda perang.

Sultan Hasanuddin melakukan perlawanan dalam tahun-tahun berikutnya, namun VOC tetap mendominasi wilayah Makassar. Runtuhnya Gowa-Tallo diyakini karena perjanjian tersebut, terutama setelah kematian Sultan Hasanuddin pada tahun 1670.

Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-sultan-hasanuddin/

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer