Pernyataan kontroversial dari politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka, yang menyebut mantan Presiden RI, Joko Widodo, memenuhi syarat untuk menjadi nabi terus menjadi sorotan utama. Pengamat politik, Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa pernyataan yang menyamakan Jokowi dengan seorang nabi menunjukkan adanya kecenderungan untuk mengagungkan figur yang tidak rasional. Menurut Ritonga, pandangan dari orang-orang yang suka mengagungkan tokoh tertentu seharusnya tidak mendapat perhatian yang berlebihan dari masyarakat. Dia juga menyarankan bahwa orang-orang yang terobsesi dengan tokoh tertentu perlu memeriksa kesehatan jiwa dan raga mereka karena penilaian yang irasional seperti itu dapat merugikan masyarakat. Terlebih lagi, Jokowi sendiri dikenal sebagai figur yang kontroversial dan sering kali dianggap sebagai tokoh yang memicu perpecahan. Pernyataan seperti itu hanya akan semakin muncul jika didukung oleh sikap acuh tak acuh atau asal-asalan dalam berpendapat. Sebelumnya, Dedy Nur Palakka dari PSI secara kontroversial mengklaim bahwa Jokowi memiliki kualifikasi untuk menjadi nabi berdasarkan tulisannya di media sosial. Namun, pandangan ini mendapat banyak kritik dari berbagai pihak.
