Sartono Anwar, mantan pelatih PSIS yang pernah memimpin tim juara Perserikatan 1985, memberikan pandangannya terhadap strategi permainan putranya dalam lini tengah. Menurutnya, cara main yang diterapkan sudah tepat namun belum sempurna. Dia menjelaskan bahwa Vava menggunakan metode menekan lawan yang memegang bola dengan tiga hingga empat pemain, serta skema lini tengah yang melibatkan lima pemain saat kehilangan bola. Namun demikian, terkadang ada pemain yang terlambat memberikan dukungan kepada rekan setimnya.
Menurut Sartono Anwar, keterlambatan dalam memberikan bantuan kepada rekan setim disebabkan oleh ketidakmerataan kekuatan stamina pemain. Bermain dengan mengandalkan kerjasama tim dan mobilitas tinggi kadang-kadang dapat menguras energi. Vava telah memilih untuk bermain secara kolektif dan menyadari bahwa pemain harus memiliki stamina yang baik untuk melakukannya. Latihan fisik yang intens sudah dilakukan, namun kenyataannya kekuatan fisik pemain tidak selalu sama.
Menyadari hal ini, Sartono Anwar menegaskan bahwa kesetaraan kekuatan fisik pemain menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum tim berlaga di Piala Dunia U-17. Dengan demikian, persiapan yang matang menjadi kunci bagi timnas Indonesia U-17 untuk dapat tampil maksimal dalam ajang bergengsi tersebut.