Jansen mengalami culture shock saat memperkuat PSM dimana untuk pertama kalinya dalam karier profesionalnya ia harus berganti pakaian di lapangan latihan karena tidak adanya ruang ganti pemain. Meskipun bermain di salah satu klub terbesar di Indonesia, Jansen terkejut ketika mengetahui bahwa tidak ada ruang ganti yang disediakan. Ia pun harus berganti pakaian di tempat terbuka dengan bantuan mobil kecil yang membawa satu set pakaian. Bahkan saat ia meminta untuk menggunakan tape pergelangan kaki, petugas hanya menawarkan untuk menge-tape di belakang mobil. Hal ini membuatnya menyadari betapa jauhnya perbedaan dalam fasilitas antara sepak bola di Indonesia dengan negara lain, menunjukkan betapa minimnya standar yang ada di Indonesia, meskipun ia bermain untuk klub besar. Melalui pengalaman ini, Jansen memperoleh perspektif baru tentang kondisi sepak bola di Indonesia yang masih jauh tertinggal dari negara lain.
