Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden diyakini akan berhasil memenangkan pemilu jika mendapat dukungan dari dana korupsi Pertamina. Pendapat ini disampaikan oleh kader Partai Keadilan Sejahtera, Mulyanto, yang merasa bahwa publik sudah mencium aroma tersebut. Pernyataan serupa sebelumnya juga disampaikan oleh mantan petinggi Partai Gerindra, Arief Poyuono, yang menganggap bahwa dana hasil korupsi tersebut dapat menjadi modal besar untuk mengontrol Pemilu 2029.
Menurut Arief, dana korupsi sebesar Rp1000 triliun tersebut cukup besar dan dapat digunakan untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dia bahkan menyebut bahwa uang tersebut bisa digunakan untuk membeli partai politik, media, membayar buzzer dan influencer guna membentuk opini publik. Kasus dugaan korupsi di PT Pertamina Patra Niaga yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp193,7 triliun masih terus diusut oleh Kejaksaan Agung, dengan sembilan tersangka yang telah ditetapkan.
Tentu saja, perbuatan para tersangka ini telah menyebabkan kerugian keuangan negara dalam jumlah fantastis, mendekati Rp1.000 Triliun. Dengan kondisi seperti ini, pertarungan di Pilpres 2029 diprediksi akan semakin sengit, dengan peran dana hasil korupsi bagi keberlangsungan kontestasi politik di Tanah Air.
