Buku berjudul “Paradoks Indonesia” yang ditulis oleh Prabowo Subianto menjadi perbincangan hangat. Muhammad Said Didu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, memberikan kesimpulan mengenai isi buku tersebut. Melalui media sosial, mantan anggota DPR RI ini menyoroti poin-poin utama dalam buku tersebut. Didu mengungkapkan bahwa buku tersebut berisi tentang transformasi ekonomi Indonesia untuk menjadi lebih inklusif dengan menerapkan UUD 1945 pasal 33 secara konsisten, memperkuat peran BUMN dan koperasi sebagai penggerak ekonomi, serta meningkatkan investasi dalam sektor pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan, pengolahan, dan industri. Selain itu, Didu juga menyoroti pentingnya demokrasi yang tidak dikuasai oleh pemodal besar, namun berlandaskan pada musyawarah mufakat sesuai dengan UUD 1945.
Didu berharap agar buku tersebut tidak hanya sekedar wacana, tapi juga diimplementasikan oleh Presiden Prabowo sebagai pemimpin saat ini. Meskipun demikian, sebagian warganet meragukan apakah Prabowo akan benar-benar merealisasikan konsep-konsep yang tertuang dalam buku tersebut. Mereka mencatat bahwa Prabowo masih terlihat terpengaruh oleh kinerja mantan presiden, Jokowi, dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini membuat sebagian netizen meragukan kemungkinan implementasi gagasan-gagasan yang kompleks dalam buku tersebut.