Setelah melepaskan jabatannya sebagai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi perhatian publik dengan penerimaan kritik yang lebih banyak daripada pujian. Seorang pakar politik, Ikrar Nusa Bhakti, mengungkapkan kebingungannya atas langkah politik yang diambil oleh Presiden ke tujuh, Jokowi, yang dinilai berlawanan dengan PDI Perjuangan. Dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Ikrar menyatakan keheranannya atas keputusan Jokowi yang tampaknya tidak sejalan dengan partainya. Meskipun sejak awal didukung oleh PDIP, Jokowi justru memberikan dukungan kepada kandidat lain dalam Pilkada serentak 2024. Langkah ini dianggap sebagai upaya Jokowi untuk merusak partai yang telah membantunya meraih jabatan Presiden. Ikrar menyebutnya sebagai tindakan “pembunuh yang tidak berperasaan” dan merasa heran dengan sikap Jokowi yang tampak ingin menghancurkan PDIP, padahal seharusnya bersatu untuk memenangkan kontestasi politik. Menurut Ikrar, Jokowi seharusnya mendukung kandidat yang diusung oleh PDIP pada 2024.