Thursday, November 21, 2024
HomeKesehatanTempat Ziarah Bersejarah di Madinah yang Direkomendasikan untuk Para Jamaah Haji

Tempat Ziarah Bersejarah di Madinah yang Direkomendasikan untuk Para Jamaah Haji

Jumat, 17 Mei 2024 – 03:38 WIB

MADINAH – Saat ini sejumlah jamaah haji asal Indonesia telah diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi. Mereka akan menetap di Madinah sebelum melakukan perjalanan ke Makkah untuk menjalankan prosesi ibadah haji yang dijalankan pada Juni mendatang.

Selama di Madinah, nantinya jamaah haji dapat melakukan ibadah seperti solat fardu maupun solat sunah di Masjid Nabawi. Masjid Nabawi termasuk dalam masjid suci bersama Masjidil Haram, dengan keutamaannya yang luar biasa.

Selain ibadah salat, jemaah haji bisa berdoa di Raudah yang terletak di dalam Masjid Nabawi. Raudah adalah tempat di mana doa-doa dikabulkan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Bukhari. Rasulullah SAW bersabda, “Di antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudah (taman) di antara taman-taman surga.” (HR Bukhari)

Selain itu, jamaah haji Indonesia juga bisa melakukan sejumlah wisata ziarah selama berada di Madinah. Dimana saja? Berikut ini rangkumannya dilansir dari berbagai sumber.

1. Ziarah Makam Rasulullah SAW

Jamaah haji bisa berziarah ke makam Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya, Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Makam Rasul dan kedua sahabatnya itu terletak di sebelah timur Masjid Nabawi.

2. Jabal Uhud

Jabal Uhud merupakan salah satu wisata religi yang bisa dikunjungi jamaah haji di tanah air. Di sini jamaah haji dapat mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya saat menghadapi perang Uhud melawan kaum kafir Quraish. Diceritakan Nabi tak jarang berziarah ke Jabal Uhud usai peperangan itu.

Di sini terdapat kompleks pemakaman para pengikut nabi yang mati syahid di perang uhud. Lokasi makanya sendiri dipagari berjeruji setinggi 4 meter. Di sana ada juga makam sahabat, paman sekaligus saudara sepersusuan nabi Muhammad Hamzah bin Abdul Muthalib, lalu ada makam sepupu Nabi, yakni Abdullah bin Jahsyi.

3. Masjid Quba

Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriyah di Quba. Masjid tersebut menjadi titik awal sejarah kemasjidan dalam Islam. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketaqwaan Rasullullah Saw kepada Allah SWT.

Di kampung Quba, Rasulullah disambut meriah oleh penduduk Madinah dengan lantunan nasyid thala’al badru’alaina. Beliau singgah di Quba selama empat hari, dan beliau memerintahkan untuk membangun Masjid Quba bahkan ikut terlibat dalam proses pembangunannya. Setelah berada di Madinah, Nabi Muhammad selalu menyempatkan diri mendatangi Masjid Quba untuk melakukan salat dua rakaat.

Bagi jemaah haji Indonesia atau pelancong lainnya yang berkunjung ke sana, biasanya akan melaksanakan salat dua rakaat dan menikmati keindahan bangunan yang penuh sejarah itu. Hal ini dikarenakan masjid ini memiliki keutamaan bagi orang yang salat di dalamnya. Di antaranya salat di dalamnya bernilai seperti pahala umrah.

4. Masjid Bir Ali

Masjid Bir Ali ini merupakan tempat untuk mengambil miqat dan niat umrah. Miqat adalah batas atau tempat dimulainya para jamaah umrah atau haji untuk berihram sekaligus memulai niat. Khusus bagi jemaah yang datang dari Madinah, mereka mengambil miqat di Bir Ali.

5. Masjid Qiblatain

Pada zaman dahulu masjid ini dikenal dengan Masjid Bani Salamah yang menjadi saksi perpindahan kiblat umat Islam menghadap Masjidil Haram.

Hal ini dijelaskan pada salah satu ayat Al-Qur’an seperti berikut :

Artinya : ‘Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan’

Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki dua arah mihrab yang menonjol (arah Makkah dan Palestina) yang umumnya digunakan oleh Imam shalat. Setelah direnovasi oleh pemerintah Arab Saudi, dengan hanya memfokuskan satu mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah dan meminimalisir mihrab yang menghadap ke Yerusalem, Palestina.

Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang menunjukkan arah Kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika mihrab tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer