JAKARTA – Di tengah era globalisasi yang sedang marak, diaspora Indonesia menjadi fokus sebagai kekuatan penting dalam skema pembangunan nasional dan diplomasi internasional. Sebuah diskusi panel yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Kristen Indonesia (FISIPOL UKI) pada tanggal 26 Maret, mengungkapkan pentingnya mengelola diaspora Indonesia dengan strategi yang matang dan terarah.
Dr. Audra Jovani, seorang Dosen Ilmu Politik di UKI, menyatakan, “Diaspora Indonesia sudah menjadi sumber daya manusia yang berpengalaman dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan di berbagai sektor industri. Namun, tantangan dalam perlindungan hak-hak mereka, integrasi sosial, dan pemenuhan kebutuhan kesejahteraan juga perlu mendapatkan perhatian serius.” Kegiatan ini menjadi wadah reflektif bagi pihak terkait untuk merumuskan strategi pemaksimalan peran diaspora dalam konteks ekonomi, politik, dan diplomasi.
Bank Dunia mencatat remitansi dari diaspora Indonesia pada tahun 2020 mencapai lebih dari 11 miliar USD, sebuah angka yang menunjukkan kontribusi signifikan mereka terhadap ekonomi domestik. Sementara itu, menurut data Kementerian Luar Negeri, lebih dari 1 juta diaspora Indonesia terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu 2019, menunjukkan pengaruh mereka dalam dinamika politik tanah air.
Pada kesempatan yang sama, Hamdan Hamedan, Tenaga Ahli Bidang Diaspora dan Kepemudaan di Kementerian Pemuda dan Olahraga, menegaskan pentingnya pengelolaan diaspora yang efektif. “Diaspora Indonesia dapat terus dijadikan extended-nation dalam upaya diplomasi dan soft power Indonesia. Pembuatan database manajemen talenta diaspora adalah langkah awal yang krusial,” ungkap Hamdan.
Leonard F. Hutabarat, yang pernah menjabat sebagai Konsul Jenderal RI di Toronto, menambahkan, “Diaspora Indonesia memiliki tiga potensi penting: jumlah, keahlian, dan jaringan. Potensi ini jika dikelola dengan baik, dapat membantu memperkuat diplomasi Indonesia.”
Dalam mendukung inisiatif ini, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh narasumber dari berbagai sektor yang memberikan wawasan penting terkait pengelolaan diaspora, termasuk mendorong kemitraan dengan organisasi diaspora yang sejalan dengan kebutuhan dan kepentingan nasional Indonesia.
Sejalan dengan visi tersebut, pembuatan database manajemen talenta diaspora diindikasikan sebagai langkah awal yang strategis. Hamdan Hamedan mendorong identifikasi mitra diaspora Indonesia untuk mendukung strategi diplomasi dan soft power, serta mengembangkan kelembagaan khusus untuk menangani urusan diaspora secara lebih efektif dan efisien.
Penyelenggaraan diskusi ini menandai titik awal penting dalam upaya memperkuat peran diaspora Indonesia sebagai aset strategis nasional. Melalui kerja sama yang erat antara lembaga pemerintah, akademisi, dan komunitas diaspora, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kekuatan diasporanya dalam mencapai tujuan diplomasi dan pembangunan nasional yang lebih luas.
Sumber: MNC Trijaya, Utamanews