Kota Palu (ANTARA) – Akademisi sekaligus Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokrama Palu, Prof. Lukman S Thahir mengatakan bahwa kegiatan terorisme di wilayah Sulawesi Tengah tetap menjadi masalah serius yang perlu segera ditangani secara tuntas.
“Saya mengajak semua komponen untuk tetap melihat terorisme ini adalah masalah serius,” katanya di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu.
Menurutnya, terorisme di wilayah Sulawesi Tengah bak fenomena gunung es, yang dilihat permasalahannya telah selesai namun sesungguhnya masih banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya teroris baru di wilayah tersebut.
“Yang mungkin kita lihat tenang, sudah selesai masalah yang ada di Sulawesi Tengah, tetapi banyak faktor yang melatarbelakangi,” tuturnya.
Rektor UIN Datokarama ini menjelaskan, dampak dari gerakan yang dilakukan oleh kelompok teroris tersebut bisa memberikan dampak kepada masyarakat yang ada di Sulawesi Tengah.
“Sehingga penanganan masalah itu harus tetap serius karena terorisme itu bermain di rasa ketidakadilan, fenomena terorisme itu bermain di rasa kekecewaan terhadap pelayanan publik, sehingga mau tidak mau itu bisa jadi pemantik bagi mereka untuk kemudian mendapatkan semacam pengaruh dari kelompok itu,” kata Lukman.
Lukman juga memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang sudah berhasil menangkap anggota jaringan terorisme yang saat ini masih ada di wilayah Sulawesi Tengah.
Ia juga menyarankan agar seluruh lembaga lainnya bisa ikut terlibat dalam penanganan terorisme di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.
“Kita berharap jangan hanya BNPT, lembaga lain bisa bersama-sama dan juga bisa bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk kemudian melakukan penanganan tentang paham terorisme ini,” terangnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho membenarkan terkait penangkapan tujuh orang anggota yang diduga terafiliasi sebagai anggota Jamaah Islamiyah (JI).
Dari informasi yang diterima, ketujuh orang tersebut di antaranya empat orang warga Kota Palu, dua orang warga Sigi, dan satu orang warga Kabupaten Poso.
Pewarta: Rangga Musabar
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024