Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan pentingnya membangun wawasan kebangsaan di tengah tantangan era digital yang kompleks saat ini. Menurutnya, dinamika kebangsaan yang kompleks membutuhkan kesadaran wawasan kebangsaan dari semua elemen bangsa, terutama generasi muda dan kelompok usia produktif yang mendominasi di Indonesia.
Dalam acara buka puasa bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) di Jakarta, Bamsoet mengatakan bahwa kemajuan teknologi informasi memiliki dua sisi. Di satu sisi, teknologi akan memberikan efisiensi dan simplifikasi dalam berbagai aspek kehidupan, namun di sisi lain, juga berpotensi menghasilkan dampak negatif pada kehidupan kebangsaan.
Perkembangan media informasi dan media sosial yang pesat telah mempercepat diseminasi informasi tanpa batas. Hal ini, kata Bamsoet, telah menjadikan era disrupsi, era digital, dan era internet of things yang membawa tantangan kebangsaan dalam berbagai dimensi.
Degradasi wawasan kebangsaan telah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, seperti melemahnya toleransi dalam keberagaman, demoralisasi generasi muda, dan tergerusnya nilai-nilai lokal dan adat budaya bangsa. Ancaman terhadap moralitas bangsa juga sangat nyata, dengan budaya asing dianggap lebih modern sehingga budaya sendiri terlupakan.
Bamsoet mengingatkan bahwa membangun wawasan kebangsaan bukanlah proses instan, melainkan memerlukan waktu dan proses agar benar-benar matang. Diperlukan upaya massif untuk membangun wawasan kebangsaan agar dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat dan mengisi setiap ruang publik.
