Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mendominasi panggung kampanye di GBK, Sabtu (10/2/2024). Bedanya dengan Paslon nomor urut 1 dan 3.
Pengamat politik Unhas, Ali Armunanto mengatakan, hal tersebut terjadi karena gaya retorika Gibran yang lemah. Sehingga pada panggung besar, Prabowo mendominasi.
Menurut Ali, Gibran tidak bisa dibandingkan dengan Prof Mahfud atau Cak Imin, keduanya memiliki retorika bagus dan berpengalaman di panggung-panggung besar.
Meskipun Gibran memiliki gaya retorika yang nyambung dengan anak muda, tetapi dalam konteks yang lebih luas, perlu gaya retorika yang bisa digunakan oleh semua kalangan, yang dimiliki oleh Prabowo.
“Gaya retorika Prabowo berapi-api, menunjukkan sosok yang tegas dan dapat membuat pendengarnya bersemangat,” jelasnya.
Ali bahkan menyebut bahwa ketika Gibran berpidato di tengah ribuan orang, orang bisa merasa bosan. Hal tersebut terlihat saat deklarasi.
Berbeda saat wawancara dan debat pilpres, gaya retorika yang lemah tidak bisa digunakan oleh Gibran. Jadi wajar jika Prabowo mendominasi setiap kali mereka berada di satu panggung.
“Mungkin ketika ada proses monolog, dialog bisa terjadi karena kondisinya lebih santai, seperti talk show atau debat di mana hanya diperlukan kemampuan menjawab,” pungkasnya.