Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengungkapkan bahwa keputusan Prabowo Subianto untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf tidak didasari oleh ketidakmampuan bertahan di oposisi atau kesulitan berbisnis selama menjadi oposisi.
Nusron menyatakan bahwa langkah Prabowo masuk ke pemerintahan adalah hasil dari panggilan untuk melayani bangsa dan menghormati sejarah.
“Pak Prabowo masuk ke pemerintahan bukan karena tidak tahan oposisi, apalagi karena selama oposisi tidak bisa berbisnis. Tapi karena panggilan bangsa dan sejarah,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta pada hari Rabu.
Nusron menanggapi pernyataan Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, yang sempat menyebut bahwa Prabowo tidak mampu bertahan di oposisi karena tidak bisa berbisnis.
Dia menjelaskan bahwa langkah Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi adalah upaya untuk mengatasi perpecahan dalam masyarakat pasca-Pilpres 2019.
“Prabowo menjadi bagian dari aktor negara dan sejarah. Karena kebutuhan untuk mengatasi problem bangsa akibat keterbelahan pascapilpres 2019. Negara tidak boleh pecah dan terbelah sehingga dibutuhkan jiwa besar Pak Prabowo untuk bersedia bergabung dalam pemerintahan Jokowi. Ini adalah bentuk rekonsiliasi nasional,” jelasnya.
Nusron menegaskan bahwa keputusan Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan tidak bersifat pragmatis atau hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata, melainkan sebagai kontribusi untuk persatuan dan kesatuan Indonesia serta masa depan demokrasi di negeri ini.