Akademisi Unhas, Dr Hasrullah mengkritisi kurangnya respons mahasiswa Makassar terkait banyaknya dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi belakangan ini.
Dosen Fisip Unhas itu menyebut bahwa mahasiswa Makassar sekarang sudah tumpul. Dia menyebut mahasiswa sekarang sudah berbeda dengan mahasiswa dulu dalam melihat pelanggaran pemilu.
Hal itu disampaikan Hasrullah saat menjadi pemateri dalam dialog tematik yang digelar oleh Bawaslu Sulsel dengan tajuk ‘Urgensi Keterbukaan Informasi Publik oleh Penyelenggara Pemilu’ di Hotel Grand Maleo, Jalan Pelita Raya, Rabu (29/11/2023).
“Mahasiswa Unhas, UIN, UNM tumpul menghadapi Pemilu. Tulis saja tidak apa-apa, kalau dia tersinggung tidak apa-apa. Kenapa tidak seperti dulu lagi? Kalau misalnya ada seperti yang dibilang tadi banyaknya pelanggaran. Kendaraan dinas dipakai (untuk politik),” katanya.
Hasrullah mengibaratkan mahasiswa Makassar sebagai macan yang tertidur. Dia tak segan menyebut sudah tidak ada lagi mahasiswa yang kritis di kampus.
“Coba kasi bangun itu macan (mahasiswa) yang sedang tidur, tanya itu aktivis yang ada ketua BEM nya Unhas, ketua BEM nya UNM kenapa? Makanya saya cari juga orang-orang kritis yang muncul dari kampus. Itu sudah tidak ada,” ujarnya.
Hasrullah menegaskan mestinya setiap debat capres seperti di UNM ada perwakilan mahasiswa.
“Harus ada mahasiswa kalau yang lain punya kepentingan. Tanyakan itu kepada mahasiswa. Saya tanya dulu siapa ketua BEM anda kenal, tidak ada. Kalau dulu saya kenal semua. Sekarang tidak ditahu karena dia tidak bisa jadi narasumber. Sekarang tugasnya kita mengontrol tanyak rektor kenapa mahasiswa,” pungkasnya. (ikbal/fajar)
