Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa elektabilitas PDI Perjuangan bergantung pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena semakin tinggi tingkat kepercayaan kepada Jokowi, maka berdampak positif terhadap dukungan kepada partai berlambang banteng itu.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam pemaparan hasil survei secara virtual, Kamis, mengatakan sejatinya ada dua alasan utama yang melatarbelakangi dukungan publik untuk PDI Perjuangan.
“Alasan pertama karena terbiasa memilih partai. Kedua itu karena suka dengan Jokowi,” kata Burhanuddin seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Untuk responden yang menyatakan alasan terbiasa memilih PDI Perjuangan, angkanya mencapai 28,4 persen yang diambil dari basis responden 16,8 persen. Sementara itu, untuk alasan menyukai Jokowi, angkanya mencapai 23,9 persen yang diambil dari basis responden 7,5 persen.
Burhanuddin menjelaskan bahwa PDIP menjadi partai tertinggi yang mendapatkan dukungan publik, yaitu mencapai 25,2 persen. Menyusul di posisi kedua, Gerindra dengan 14,5 persen dan Golkar bertengger di posisi ketiga dengan 9,4 persen.
Selain itu, Indikator Politik Indonesia juga mendapati persepsi publik yang memilih PDI Perjuangan karena menyukai ketua umumnya, yakni Megawati Soekarnoputri.
“Dari basis 0,7 persen, yang memilih PDIP karena menyukai Megawati hanya 2,2 persen,” ucap Burhanuddin.
Di sisi lain, lanjut Burhanuddin, dukungan ke PDI Perjuangan mengalami peningkatan pada temuan survei terbaru, karena survei Indikator pada 2-10 Oktober 2023 mendapatkan dukungan untuk PDI Perjuangan berada di angka 22,3 persen.