Partai Golkar tidak menutup kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai politik di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM). Meskipun demikian, koalisi Pilpres sebelumnya tetap menjadi prioritas.
Juru bicara DPD I Golkar Sulsel, Zulham Arief, menegaskan bahwa instruksi dari DPP sudah jelas untuk memprioritaskan KIM. Namun, ada pengecualian dalam kondisi tertentu.
“Sebagaimana arahan dari Ketum dan Wakil Ketua Bappilu, Bang Doli, kami di Golkar akan tetap mengutamakan KIM. Namun arah koalisi harus disesuaikan dengan kondisi tertentu yang ada,” ujarnya kepada FAJAR.
Lebih lanjut, Zulham mengatakan bahwa variabel-variabel tertentu harus memberikan keuntungan juga bagi Golkar, termasuk dalam hal potensi kemenangan di berbagai daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Variabel tersebut bisa berupa hasil survei, faktor geopolitik di daerah, dan profesi calon yang mewakili wilayah tersebut, serta faktor usia, suku, agama, atau keluarga. Semua hal tersebut mempengaruhi,” tambahnya.
Dengan demikian, meskipun KIM menjadi prioritas, pengecualian bisa diberlakukan berdasarkan keuntungan yang bisa didapatkan. Tujuan utamanya tetap untuk memenangkan Pilkada.
Zulham juga memberikan contoh kasus di mana Golkar harus berhadapan dengan Gerindra dalam Pilkada, seperti di Banten, di mana kedua partai memiliki calon. Meskipun tidak berkoalisi dengan KIM, yang terpenting adalah potensi kemenangan yang besar.
