Sunday, October 27, 2024
HomeOtomotifPenjualan Kendaraan Listrik (EV) Menurun di Beberapa Negara, Banyak yang Ingin Kembali...

Penjualan Kendaraan Listrik (EV) Menurun di Beberapa Negara, Banyak yang Ingin Kembali Menggunakan Mobil Berbahan Bakar Bensin

Penjualan mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) di beberapa negara di dunia terus mengalami penurunan. Pada saat yang sama, minat terhadap mobil bermesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE) meskipun masih dominan, tetapi juga semakin mengecil. Sebaliknya, minat terhadap kendaraan bermesin hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV) justru mengalami peningkatan. Apakah hal ini menandakan bahwa mobil listrik tidak akan bertahan lama?

Penjualan mobil listrik di Thailand mengalami kemunduran. Menurut laporan Global Automotive Consumer Study 2024 yang dilakukan oleh Deloitte, penjualan mobil listrik di Thailand menurun dari 31% pada tahun sebelumnya menjadi 20% pada tahun 2024. Sementara itu, minat terhadap kendaraan hybrid semakin populer di negara tersebut dan mencapai 19%, hampir menyamai popularitas mobil listrik. Meskipun demikian, pengguna mobil bensin dan diesel tetap menjadi pilihan utama di Thailand, dengan angka penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun.

Alasan pengguna mobil bensin dan diesel untuk tetap menggunakan kendaraan ICE adalah karena kekhawatiran akan jarak tempuh baterai dan ketersediaan charging station untuk mobil listrik. Di sisi lain, pengguna mobil hybrid dan plug-in hybrid memilih kendaraan tersebut untuk menghemat biaya bahan bakar dan mengurangi polusi.

Penjualan mobil listrik juga mengalami penurunan di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh faktor infrastruktur pengisian daya listrik yang belum memadai, terutama di daerah pedesaan atau pinggiran kota. Sejumlah alasan lain mengapa penjualan mobil listrik belum menggairahkan di beberapa negara adalah karena kekhawatiran akan kemampuan daya jelajah baterai, harga mobil listrik yang masih tinggi, dan kebiasaan mengisi bahan bakar konvensional.

Meskipun demikian, stigma negatif terhadap mobil listrik mulai berkurang seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan energi terbarukan. Masyarakat juga mulai terbiasa dengan waktu pengisian baterai mobil listrik yang lebih lama dibanding pengisian bahan bakar konvensional. Infrastruktur pengisian daya listrik yang semakin berkembang juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.

Dalam membeli mobil, konsumen lebih mempertimbangkan kelengkapan fitur, performa kendaraan, dan harga daripada citra merek mobil. Konsumen juga menginginkan mobil dengan teknologi baru, mencoba hal baru, dan terjangkau. Dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur yang semakin baik, diharapkan minat terhadap mobil listrik bisa terus meningkat di masa depan.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer