Pelantikan pasangan calon terpilih dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 dijadwalkan pada tanggal 20 Oktober mendatang. Masih adakah efek ekor jas pada pemilihan kepala daerah (pilkada) yang dijadwalkan pada tanggal 27 November 2024, khususnya di Jawa Tengah?
Provinsi Jawa Tengah dikenal sebagai kandang banteng, setelah PDI Perjuangan memenangi Pemilu Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah 2019 dengan perolehan 42 kursi dari total 120 kursi (35 persen). Namun, pada Pemilu 2024, PDI Perjuangan berkurang menjadi 33 kursi untuk DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Meski demikian, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. dari PDI Perjuangan hanya berhasil meraih 7.827.335 suara di kandang banteng, kalah telak dengan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang memperoleh 12.096.454 suara. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang diusung PKS, NasDem, dan PKB di Jawa Tengah hanya meraih 2.866.373 suara.
Dari beberapa parpol yang mengusung pasangan calon tersebut, hanya PKS yang mendapatkan tambahan satu kursi. Sementara parpol pendukung Prabowo dan Gibran bertambah dalam jumlah kursi DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Efek ekor jas atau pengaruh tokoh dalam sebuah pesta demokrasi tidak selalu berpengaruh pada elektabilitas parpol peserta pemilu, meski pasangan calon memenangi Pilpres 2024. Publik menanti hasil pemilu serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota, terutama di Jawa Tengah, untuk melihat apakah masih ada efek ekor jas dari sang tokoh, meski sudah tidak lagi berkuasa.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga mendukung pasangan Prabowo-Gibran meraih dua kursi pada pemilu. PSI merupakan parpol pendatang baru di Gedung Berlian karena pada Pemilu 2019 tidak meraih kursi.
Setelah pencoblosan pada 27 November 2024, publik akan mengetahui seberapa besar pengaruh Jokowi dan Prabowo dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah.
