Tim Sinergisitas antar Kementerian/Lembaga dalam Penanggulangan Terorisme melakukan studi terkait pelaksanaan deradikalisasi di dalam dan di luar Lapas di Jawa Tengah, pada hari Kamis.
Ketua Tim Kerja Sinergisitas, Eddy Purwanto, menyatakan bahwa studi ini bertujuan untuk mengumpulkan data terkait pelaksanaan deradikalisasi yang telah dilakukan selama ini.
“Kami telah bertemu dengan mitra deradikalisasi, baik di dalam maupun di luar Lapas yang tersebar di Poso, Bima, Jawa Barat, dan sekarang di Jawa Tengah,” kata Eddy.
Salah satu temuan dari studi tersebut adalah bahwa pendekatan yang diperlukan untuk mitra deradikalisasi di luar Lapas bukanlah melalui pendekatan hukum, tetapi melalui pendekatan pemberdayaan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.
Tim Sinergisitas terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Di Jawa Tengah, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tiga narapidana tindak pidana terorisme dan tiga petugas pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Besi, Nusakambangan.
Koordinator peneliti BRIN, Arief Rianto Kurniawan, menyatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan pelaksanaan deradikalisasi yang telah dilakukan di Indonesia.
Tim Sinergisitas Penanggulangan Terorisme telah dibentuk sejak tahun 2018 dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran paham radikal intoleran. Saat ini, terdapat 48 kementerian/lembaga yang tergabung dalam tim ini.