Sunday, October 27, 2024
HomeKriminalPolda Papua memberikan perhatian khusus mengenai kepopuleran "All Eyes on Papua"

Polda Papua memberikan perhatian khusus mengenai kepopuleran “All Eyes on Papua”

Kabupaten Merauke, Papua Selatan (ANTARA) – Kepolisian Daerah (Polda) Papua memberikan perhatian khusus terhadap unggahan poster dan tagar “All Eyes on Papua” yang viral di media sosial belakangan ini.

“Ini menjadi perhatian serius, saya sudah meminta Dirkrimsus untuk segera menurunkan tim ke lokasi bersama dengan Kapolres Boven Digoel dan Kapolres Mappi untuk meninjau persoalan yang sedang terjadi,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri dalam keterangannya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Selasa.

Kehadiran Fakhiri di Kabupaten Merauke terkait dengan kunjungan kerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin di kabupaten tersebut.

Unggahan poster “All Eyes on Papua” yang viral di media sosial Instagram mengindikasikan bahwa hutan di Boven Digoel yang luasnya 36 ribu hektar atau lebih dari separuh luas Jakarta akan digunakan untuk perkebunan sawit.

Pada 27 Mei 2024, masyarakat adat Suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan Suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya mengadakan demonstrasi di depan Mahkamah Agung menolak pembabatan hutan tersebut karena hutan tersebut merupakan hutan adat tempat mereka hidup secara turun-temurun serta menjadi sumber penghidupan, pangan, budaya, dan sumber air yang akan hilang jika hutan tersebut dibangun perkebunan sawit.

Fakhiri berharap akan terjadi kesepakatan antara masyarakat adat dan perusahaan untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.

“Kita berharap perhatian khusus akan diberikan kepada Boven Digoel. Saya berharap minggu ini kita dapat menyelesaikan permasalahan ini agar masyarakat dapat menemukan solusi dan terjadi kesepakatan antara masyarakat adat dan perusahaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fakhiri juga meminta perusahaan yang berinvestasi di Papua untuk memperhatikan kepentingan masyarakat adat setempat.

“Saya ingin mengingatkan perusahaan yang beroperasi di Papua bahwa sangat penting untuk memperhatikan masyarakat lokal karena setiap inci tanah di Papua memiliki pemiliknya,” kata Fakhiri.

“Tidak ada salahnya bagi kita untuk berinvestasi, namun kita juga harus melibatkan masyarakat adat dalam pembicaraan agar hak-hak mereka dapat dipertahankan,” tambahnya.

Baca juga: Anggota DPR ingatkan Mendes libatkan tokoh adat pada pembangunan Papua
Baca juga: Wapres dukung Papua Selatan jadi salah satu pusat industri gula
Baca juga: Wapres serap aspirasi dari tokoh masyarakat Papua Selatan

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer